BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman dalam dunia hewan lebih banyak macamnya dibandingkan dengan dunia tumbuhan. Jenis yang telah diidentifikasikan jauh lebih banyak daripada jenis tumbuhan. Seluruh hewan dimasukkan ke dalam satu kelompok. Di dalam kelompok yang sama itu, bila ditemukan perbedaan cirri maka dibuatlah kelompok yang lebih kecil. Demikianlah seterusnya sehingga akhirnya diperoleh kelompok yang anggotanya paling sedikit, tetapi lebih banyak memiliki cirri yang sama. Dan dikelompokkan menjadi hewan yang bertulang dan tidak bertulang belakang.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka ditemukan rumusan masalah seperti :
1. Apa defenisi hewan bertulang belakang?
2. Apa defenisi hewan tidak bertulang belakang?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang defenisi hewan bertulang belakang.
2. Menjelaskan tentang defenisi hewan tidak bertulang belakang.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hewan Tidak Bertulang Belakang
Hewan tidak bertulang belakang atau avertebrata sering disebut kelompok hewan tingkat tinggi.
a. Sistem peredaran darah (transport) pada katak
Jantung katak terdiri dari 3 ruangan, yaitu serambi kanan, serambi kiri dan satu bilik. Dari bilik keluar nadi besar (aorta). Aorta itu bercabang menjadi dua, yaitu lengkung aorta kanan dan kiri. Aorta kanan bercabang tiga yaitu:
1) Cabang yang menuju ke kepala
2) Cabang yang menuju ke paru-paru dan kulit
3) Cabang yang akan membentuk arteri utama dan bercabang-cabang lagi menuju ke organ tubuh.
Pelepasan karbon dioksida dan pengikatan oksigen dapat terjadi di paru-paru dan kulit. Peredaran darah katak adalah peredaran darah ganda (rangkap).
b. Sistem transpor pada cacing tanah
Pada cacing tanah berlaku system peredaran darah tertutup sebab aliran darahnya selalu di dalam pembuluh. Alat transport cacing tanah terdiri dari pembuluh punggung, pembuluh perut, pembuluh samping dan 5 pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung.
Darah cacing tanah berwarna merah karena mempunyai hemoglobin di dalam plasmanya. Sedangkan sel-sel darahnya tidak mengandung hemoglobin. Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-200 ruas. Jantungnya terletak pada ruas 7-11. Arah aliran darah mulai dari ruas ke 7 menuju ke depan dan dari ruas ke 11 menuju ke belakang.
Oksigen diisap oleh dinding kulit yang tipis dan selalu basah, dibawa ke pembuluh punggung, kemudian bersama makanan diedarkan ke seluruh tubuh.
2. Hewan Tidak Bertulang Belakang
Hewan tidak bertulang belakang atau avertebrata sering disebut hewan tingkat rendah. Hewan tidak bertulang belakang mencakup banyak filum, yaitu:
a. Filum protozoa
b. Filum porifera
c. Filum coelenterate
d. Filum platyhelminthes
e. Filum nemathelminthes
f. Filum annelid
g. Filum arthropoda
h. Filum mollusca
i. Filum echinodermata
a. Filum protozoa (hewan bersel satu)
Kata protozoa berasal dari bahasa latin protos yang berarti awal dan zoon yang berarti binatang. Jadi protozoa adalah filum hewan yang paling awal atau rendah. Karena struktur tubuhnya paling sederhana yaitu tersusun atas satu sel.
1) Rhizopoda (hewan berpori)
Ciri khas hewan ini bergerak dengan kaki semua atau pseudopodia. Kaki semu tersebut berasal dari penonjolan-penonjolan plasma. Contoh hewan yang bergerak dengan kaki semu, antara lain:
a) Amoeba
Kata amoeba berarti tidak memiliki bentuk tubuh yang tetap. Amoeba ada yang hidup bebas dan ada pula yang hidupnya di dalam tubuh manusia, yang disebut entamoeba contohnya adalah entamoeba dysenteriae yang dapat menyebabkan penyakit disentri. Amoeba yang hidup di luar tubuh manusia disebut ektoamoeba contohnya adalah amoeba proteus.
b) Entamoeba dysentriae
Hewan ini hidup di dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan penyakit disentri amoeba.
c) Entamoeba coli
Hewan ini hidup di dalam usus tebal atau kolon manusia. Dia menguntungkan manusia karena membantu membusukkan sisa makanan dan membantu pembentukan vitamin K.
d) Foraminifera
Tubuh hewan ini dilindungi oleh cangkok dari zat kapur.
2) Flagellata
Hewan ini mempunyai alat gerak berupa bulu cambuk atau flagellum
3) Cilliata
Hewan ini mempunyai alat gerak berupa bulu getar atai cicilia.
4) Sprozoa
Sprozoa berarti hewan berspora. Disebut demikian karena suatu tahap dari daur hidup hewan ini membentuk spora atau benih. Berbeda dengan kelas lain dari protozoa, sprozoa merupakan satu-satunya kelas yang tidak mempunyai alat gerak dan hidup parasit.
b. Filum Porifera (berpori)
Porifera merupakan hewan bersel banyak (metazoa) yang paling sederhana. Umumnya hanya hidup di air laut dan hanya sedikit yang hidup di air tawar.
c. Filum Coelenterata (hewan berongga)
Coelenterate hidup di laut dan di air tawar. Tubuhnya berogga dan bersifat radial simetri artinya tubuh coelenterate mempunyai banyak bidang simetri. Coelenterate memiliki 2 bentuk bentuk tubuh yaotu polip dan medusa. Polip adalah tubuh coelenterate yang menetap atau menempel pada tempat hidupnya. Medusa adalah bentuk tubuh coelenterate yang menyerupai payung dan hidup bebas melayang dalam air.
d. Filum platyhelminthes (Cacing Pipih)
Bentuk tubuh platyhelminthes pipih, tidak mempunyai rongga badan dan anus, tetapi mempunyai satu lubang yaitu mulut.
1. Cacing getar (turbellaria)
Seluruh spesies anggota cacing getar hidup di kolam, di sungai, dan tanah lembab. Contoh : planaria.
2. Cacing hisap (trematoda)
Cacing hisap hidup berparasit pada manusia dan vertebrata. Pada kepala terdapat dua alat hisap yang berfungsi untuk melekatkan diri pada inangnya. Contoh : cacing hati.
3. Cacing pita (Cestoda)
Cacing dewasa hidup di dalam usus manusia. Cacing ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua). Contoh : taenia saginata
e. Filum nemathelminthes (cacing gilig)
Cacing gilig tubuhnya bulat panjang, tidak bersegmen-segmen. Permukaan tubuhnya berlapiskan kutikula, dan di bawahnya terdapat serabut otot memanjang. Disini tidak ada otot melingkar. Contoh cacing perut, cacing tambang, cacing kremi, cacing gelang
f. Filum annelid (cacing gelang)
Tubuh cacing beruas-ruas, tersusun seperti cincin atau gelang. Tiap segmen disebut somit. Mempunyai mulut di bagian depan dan dubur di bagian belakang tubuhnya. Contoh : cacing berambut dan cacing penghisap darah.
g. Filum arthropoda (hewan berbuku-buku)
Arthropoda adalah hewan berbuku-buku. Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, dada dan perut. Pada kepala telah ditemukan alat indera seperti antenna yang peka terhadap sentuhan, panas, suara dan bau-bauan. Klasifikasi arthropoda yaitu :
1. Serangga (insecta)
2. Udang-udangan (crustaceae)
3. Laba-laba (arachonoidea)
4. Lipan (myriapoda)
h. Filum Mollusca (hewan lunak)
Mollusca mempunyai tubuh lunak yang mengandung kelenjar lender dan terbungkus oleh mantel. Tubuh mollusca dilindungi oleh cangkok zat kapur. Klasifikasi hewan lunak yaitu :
1. Kerang (pelecypoda)
2. Siput (gastropoda)
3. Cumi-cumi (cephalopada)
i. Filum echinodermata (hewan berkulit duri)
Tubuh hewan ini diselimuti oleh kulit yang berduri-duri kecil. Hewan ini mempunyai alat-alat sebagai berikut:
1. Alat gerak, kaki ambulakral merupakan pipa atau tabung yang dilengkapi dengan alat penghisap.
2. System saraf, berbentuk cincin yeng bercabang menyebar ke seluruh tubuh.
3. Alat pencernaan, mulut, usus, anus.
4. Pernapasan, insang tersebar di seluruh permukaan tubuh.
5. Pembiakan, secara generative alat kelamin jantan dan berina terpisah.
6. Regenerasi, echinodermata mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuhnya yang terputus.
Klasifikasi echinodermata yaitu :
1. Bintang laut (asteroidean)
2. Landak laut (echinoidea)
3. Bintang ular (ophiuroidea)
4. Lilia laut (crinoidea)
5. Tripang (holothuroidea)
2. Hewan Bertulang Belakang
Hewan yang tergolong ke dalam vertebrata memiliki cirri khas yaitu adanya ruas-ruas tulang yang berderet dan tersusun dari leher sampai ekor sepanjang punggung, disebut rusa-ruas tulang belakang (vertebrae). Dan di dalam ruas-ruas tulang belakang terdapat saluran yang berisi sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang dan otak merupakan susunan saraf pusat. Klasifikasi vertebrata yaitu :
a. Ikan (pisces)
Kulit tubuhnya bersisik dan berlendir untuk memudahkan di dalam air. Susunan tubuh ikan adalah :
1) Pernapasan, ikan bernafas dengan insang yang terdapat di bagian kepala.
2) Sirip, berfungsi untuk menentukan arah gerak di dalam air dan untuk keseimbangan badan.
3) Gurat sisi, untuk mengetahui tekanan air.
4) Gelembung renang, melalui gelembung renang, udara dapat keluar atau masuk sehingga berat badan berkurang atau bertambah.
b. Amfibi (amphibian)
Hewan-hewan yang termasuk amphibian hidup di dua tempat, yaitu hewan muda hidup di air bernafas dengan insang dan hewan dewasa hidup di darat bernafas dengan paru-paru. Contoh : katak. Salamander cacing dan salamander.
c. Reptile (reptillia)
Reptilia berkulit keras, kering dan disokong oleh sisik. Reptile dibedakan menjadi empat bangsa sebagai berikut:
1) Buaya (crocodile), contoh : buaya dan alligator
2) Kadal (lacertilian) contoh : kadal, tokek, komodo dan biawak.
3) Ular (ophidia) contoh : ular cobra dan ular sawah.
4) Kura-kura (chelonian) contoh : penyu dan kura-kura.
d. Aves (burung)
Tubuh aves dilindungi oleh bulu. Selain untuk terbang, bulu juga berfungsi untuk menghangatkan tubuh. Burung berdarah panas, suhu badan tetap. Burung memiliki pundi-pundi hawa yang berfungsi untuk bernafas membantu paru-paru, terutama pada waktu terbang. Berkembang biak dengan bertelur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi yang disebut dengan avertebrata yaitu hewan yang tidak bertulang belakang yang biasa disebut hewan tingkat rendah. Yang memiliki 9 filum seperti Filum protozoa, Filum porifera, Filum coelenterate, Filum platyhelminthes, Filum nemathelminthes, Filum annelid, Filum arthropoda, Filum mollusca, dan Filum echinodermata.
Sedangkan vertebrata yaitu hewan vertebrata yaitu hewan yang memiliki tulang belakang, dan memiliki empat klasifikasi seperti kelas pisces (ikan), amphibi, reptile dan aves (burung).
B. Saran
Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Arms. Karen. 1988. Biology A Journey into Life. Sounders College Publishing.
Barnes, Robert D. 1987. Invertebrate Zoology. Sounders College Publishing.
Dwijoseputro, D. 1981. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Storer, Tracy I. et al. 1957. General Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc.
Villee, Cloude a. et al. 1984. General Zoology. Sounders Colloge Publishing.