Pertumbuhan fisik dan Perkembangan Intelek
A. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi : perubahan ukuran, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamini yang utama (primer) dan cirri kelamin kedua (sekunder). Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991:51) urutan perubahan fisik adalah :
Pada anak perempuan
1. Pertumbuhan tulang menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang.
2. Pertumbuhan payudara.
3. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.
4. Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
5. Bulu kemaluan menjadi keriting.
6. Menstruasi atau haid.
7. Tumbuh bulu-bulu ketiak
Pada anak laki-laki
1. Pertumbuhan tulang-tulang.
2. Testis membesar.
3. Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.
4. Awal perubahan suara.
5. Ejakulasi.
6. Bulu kemaluan menjadi keriting.
7. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
8. Tumbuh rambut-rambut halus di wajah.
9. Tumbuh bulu ketiak.
10. Akhir perubahan suara.
11. Rambut-rambut wajah bertambah tebal dan gelap.
12. Tumbuh bulu di dada.
a) Penyebab Perubahan
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Kelenjar pituitary yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yang di duga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa remaja. Kedua hormon itu adalah hormone pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh. Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja ialah :
1. Pertumbuhan ukuran tubuh.
2. Perubahan proporsi tubuh.
3. Ciri kelamin yang utama.
4. Ciri kelamin kedua.
Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi tiga hal, yaitu :
(i) Percepatan pertumbuhan
Masa dan proses pertumbuhan tidak sama bagi semua remaja. Banyak factor individual mempengaruhi jalannya pertumbuhan ini. Sehingga baik awal maupun akhir prosesnya terjadi secara berbeda. Perbedaan individual tentang pertumbuhan tampak dalam perbedaan awal percepatan dan cepatnya pertumbuhan.
a. Bagi remaja laki-laki permulaan percepatan pertumbuhan berkisar antara 10,5 tahun dan 16 tahun.
b. Bagi remaja perempuan permulaan percepatan pertumbuhan berkisar antara 7.5 tahun dan 11,5 tahun.
(ii) Proses kematangan seksual.
Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki daripada anak perempuan, yaitu hal :
(1) Kriteria kematangan seksual
Kriteria kematangan seksual tampak lebih jelas pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Menarche atau menstruasi pertama sebagai tanda permulaan pubertas. Menarche merupakan ukuran yang baik karena hal itu menentukan salah satu ciri kematangan seksual yang pokok yaitu disposisi untuk konsepsi (kehamilan) dan melahirkan. Disamping itu menarche juga merupakan manifestasi yang jelas meskipun pada permulaannya terjadi pendarahan yang sedikit. Kriteria laki-laki dengan ejakulasi.
(2) Permulaan kematangan seksual, dan
Permulaan kematangan seksual pada anak perempuan pada umur 10 sampai 16,5 tahun. Pada anak laki-laki kurang lebih umur 14 tahun. Namun ejakulasi pertama mendahului puncak percepatan perkembangan, tetapi dala air mani baru terdapat sedikit sperma.
(3) Urutan gejala-gejala kematangan.
Pada anak perempuan kematangan dimulai dengan suatu tanda kelamin sekunder dengan tumbuhnya buah dada. Pada anak laki-laki kematangan dimulai dengan pertumbuhan testis dimulai pada umur 9,5 dan 13,5 tahun dan di akhiri antara 13,5 dan 17 tahun dan jakun pada usia 15-16 tahun.
(iii) Keanekaragaman Perubahan Proporsi Tubuh
Remaja laki-laki cenderung menuju bentuk tubuh mesomorf (cenderung menjadi anak yang kekar, beratm dan segitiga). Sedangkan anak perempuan kalau tidak endomorph (cenderung menjadi gemuk dan berat) akan memperlihatkan ciri ektomorf (cenderung kurus dan bertulang panjang).
Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak antara lain yaitu :
1. Pengaruh Keluarga, meliputi factor keturunan maupun factor lingkungan.
2. Pengaruh Gizi, gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka yang kurang memperoleh gizi.
3. Gangguan Emosional, anak-anak terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan.
4. Jenis Kelamin, anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada nak perempuan.
5. Status Sosial Ekonomi, anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status social ekonomi rendah, cenderung lebih kecil daropada anak yang berasal dari keluarga yang status social ekonominya tinggi.
6. Kesehatan, anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
b) Perkembangan Intelek
1. Pengertian intelek dan intelegensi
Menurut Singgih Gunarsa dalam bukunya Psikologi Remaja (1991), intelegensi merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkan ilmu tersebut dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul. Intelegensi adalah suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku.
Pengukuran tingkat intelegensi dalam bentuk perbandingan ini di ajukan oleh William Stern (1871-1938), seorang ahli jiwa berkebangsaan Jerman, dengan sebutan Intelligence Quetient yang disingkat IQ artinya perbandingan kecerdasan. Rumus perhitungan yang di ajukan adalah :
IQ = MA X 100
CA
Ket : MA : umur kecerdasan
CA : umur kalender
2. Hubungan antara Intelek dan Tingkah Laku
Kemampuan abstraksi mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa dengan keadaan bagaimana alam pikirannya. Situasi ini akhirnya dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa. Di samping itu pengaruh egosentris masih terlihat pada pikirannya.
3. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja
Intelegensi pada masa remaja tidak mudah di ukur, karena tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada awal masa remaja, kira-kira pada umur 12 tahun anak berada pada masa yang disebut “masa operasi formal” (berpikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berpikir dengan mempertimbangkan hal yang mungkin di samoing hal yag nyata/real (Gleitman, 1986:475-476). Pada usia remaja ini anak sudah dapat berpikir abstrak dan hipotek. Dalam berpikir operasional formal mempunyai 2 sifat penting yaitu :
a. Sifat Deduktif Hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik.
b. Berpikir Operasional juga Berpikir Kombinatoris
Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis. Misalnya anak diberi lima buah gelas berisi cairan tertentu. Suatu kombinasi cairan ini membuat cairan tadi berubah warna. Anak diminta untuk mencari kombinasi ini.
4. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek
Pandangan pertama yang mengakui bahwa intelegensi itu adalah bakat dinamakan aliran Nativisme, sedangkan pandangan kedua dipengaruhi lingkungan dinamakan aliran Empirisme.
Menurut Andi Mappiare (1982:80) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu antara lain :
1) Bertambahnya informasi yang disimpan seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
2) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
3) Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis.
Tiga kondisi di atas sesuai dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan intelegensi yakni :
1) Fungsi intelegensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis.
2) Bertambahnya usia menyebabkan berkembangnya struktur intelegensi baru, sehingga pengaruh pula terhadap terjadinya perubahan kualitatif.
a. Peranan pengalaman dari sekolah terhadap intelegensi.
b. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan intelegensi.
5. Perkembangan Individu dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek
Seperti diketahui, manusia itu berbeda satu sama lain dalam berbagai hal, juga tentang intelegensinya. Intelegensi itu sendiri oleh David Wechler (1958) didefinisikan sebagai “keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif”.
6. Usaha-Usaha salam Membantu Mengembangkan Intelek Remaja dalam Proses Pembelajaran.
Menurut Piaget sebagian besar anak usia remaja mampu memahami konsep-konsep abstrak dalam batas-batas tertentu. Menurut Brunner, siswa pada usia ini belajar menggunakan bentuk-bentuk simbol dengan cara yang makin tinggi. Guru dapat membantu mereka melakukan hal ini dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses (discovery approach) dan dengan memberi penekanan pada penguasaan konsep-konsep dan abstraksi-abstraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto dan hartono, Agung. Perkembangan Peserta didik (Pertumbuhan Dan Perkembangan remaja). Jakarta : Rineka Cipta, 1995
0 komentar:
Catat Ulasan